Alkisah suatu tim di suatu perusahaan, hasil pekerjaan mereka sangat bagus sehingga mereka diberikan penghargaan yang mewah oleh atasannya. Namun hasil pekerjaan selanjutnya setelah diberikan penghargaan, tidak terlalu bagus dan menurun.
Di lain waktu, tim tersebut melakukan kesalahan besar dalam pekerjaan dan memberikan hasil yang buruk. Oleh atasannya diberikan hukuman yang keras. Dampaknya, hasil pekerjaan selanjutnya terlihat perbaikan dan kemajuan yang nyata.
Dua kisah diatas bisa saja terjadi di lingkungan sekitar kita, atau bahkan tim kita sendiri. Saya tidak punya datanya namun dua kasus tersebut saya percaya pasti pernah terjadi di suatu organisasi. Dua kasus diatas memberikan kesan bahwa penghargaan tidak sebaik hukuman untuk memastikan hasil yang baik oleh tim. Pertanyaannya, apakah demikian?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, apabila kita mencoba mundur selangkah dan melihat ke diri sendiri, mencoba melihat dari berbagai perspektif, mencoba memperhatikan apa yang kita rasakan, tentunya penghargaan akan lebih disukai daripada hukuman.
Sebagai pemberi penghargaan, kita pasti senang karena akan mendatangkan kebahagiaan bagi penerima. Sebaliknya, memberikan hukuman umumnya bukan sesuatu yang kita senangi. Dan sebagai penerima hukuman, sangat wajar apabila kita tidak bisa menerimanya dengan senang hati.
Lantas, apakah fakta dilapangan itu bertentangan dengan apa yang kita rasakan? ternyata ada kabar baik, jawabannya adalah tidak bertentangan. Banyak studi dan penelitian yang menjelaskan penghargaan lebih baik daripada hukuman. Contoh kasus diatas dimana tampak sebaliknya disebabkan oleh fenomena regressi menuju rata-rata.
Fenomena tersebut merupakan fenomena statistik yang menjelaskan bahwa, pada kasus-kasus khusus dimana tim memberikan hasil yang sangat baik atau sangat buruk, hampir pasti hasil selanjutnya akan menuju rata-rata, yakni menurun jika awalnya sangat baik, dan membaik jika awalnya sangat buruk. Dan ini akan terjadi, dengan ada atau tidak adanya penghargaan atau hukuman.
Oleh karena itu, apabila kita dihadapkan pada kebimbangan untuk memberikan penghargaan atau tidak, selalu upayakan untuk memberikan penghargaan. Sebaliknya, apabila tim kita melakukan kesalahan, hindari memberi hukuman sebisa mungkin, utamakan bagaimana tim bisa memperbaiki kesalahan, belajar darinya, dan mengupayakan tidak terjadi lagi di kemudian hari. Semua itu dilakukan tanpa perlu memberikan hukuman.
Discussion
Ini menarik. Saya pribadi lebih condong ke arah lawful neutral yaitu dengan berpegang teguh ke aturan dan konvensi yang telah disepakati bersama. Berilah penghargaan ke mereka yang menjalankan prosedur dengan baik dan berilah hukuman kepada yang melanggar. Kalau belum ada aturannya? Ya saatnya disepakati.
Namun tentu membuat peraturan tidak mudah untuk tim yang kecil. Kalau tim kecil ya memang dinamikanya lebih unik lagi, chemistry-nya berbeda.
Sepakat jika sudah ada prosedurnya, perlu diikuti dengan baik. Namun tidak jarang berada didalam situasi dimana prosedurnya belum ada dan situasi tersebut kurang pas untuk dibuatkan aturannya.
Misalnya insiden di sistem yang terjadi karena ada edge case yang tidak tertangani. Aturan seperti apa yang perlu dibuat? apakah setiap edge case harus ditangani jika tidak maka diberi hukuman? atau setiap edge case yang ditangani akan diberi penghargaan? menurut opini saya, ada kalanya suatu situasi akan not worth the effort untuk dibuatkan aturan formal.